hazna at

Hari ini adalah hari pertama Monic masuk sekolah sebagai siswi kelas 8. Di sekolah dia memang tidak punya banyak teman sejak kls 7. Hanya beberapa teman saja yang selalu bersamanya. Apalagi kelas 8 ini, temannya pasti ganti lagi karena kelasnya diacak. Termyata benar, dia beda kelas dengan temannya itu. Tapi tiba-tiba dia diajak seseirang untuk nenjadi teman sebangkunya. Namanya Shita. Dengan senang hati Monic menerimanya. Akhirnya mereka pun menjadi teman akrab.
*****
Beberapa bulan Monic sudah berada di kelas 8. Dia merasa rindu dengan seseorang yang dulu pernah menjadi kakak kelasnya saat dia kelas 7. Namanya Bayu. Dia siswa kelas X di sebuah SMA. Dulu Monic memang sempat suka Bayu, tapi dia tahu bahwa Bayu tidak akan pernah menyukainya. Akhirnya Monic memutuskan untuk mengirim pesan ke Facebook-nya Bayu, karena itu satu-satunya jalan. “oh iya, aku kan belum punya nomor hp-nya kak Bayu. Mendingan aku sekalian minta aja deh. Biar aku juga ada temen sms-an.” Kata Monic sambil mengetik pesan ke Bayu.
*****
Setelah menunggu beberapa hari, pesan Monic dibalas Bayu. Monic merasa senang. Apalagi dia mendapat nomor hp Bayu. Dia buru-buru menulis nomornya dengan teliti (biar gak salah sambung.. hehe..).
*****
Sekarang Monic sedang kesepian di rumah. Dia baru ingat telah mendapatkan nomor Bayu. Dan dia pun berniat untuk sms Bayu. Tetapi dia belum yakin apakah akan dibalas dengan Bayu. Akhirnya dengan penuh keyakinan, Monic sms Bayu. Tak lama sms-nya pun dibalas Bayu. Kemudian mereka saling memperkenalkan diri sampai akrab.
*****
            “Hey bro, boleh pinjem hp loe gak?” kata Zain menyapa Bayu.
            “Boleh, nih pinjem aja.” Bayu memperbolehkan.
            “Makasih bro, loe baik banget.”
            Zain adalah teman sekelas Bayu. Mereka memang belum lama kenal, tapi sudah akrab satu sama lain. Seperti teman yang sudah lama kenal.
*****
            Suatu sore Monic sedang asik mengutak-atik ponselnya. Ia sedang sibuk sms-an dengan Shita. Saat ia sedang aisk sms-an, ia tiba-tiba terkejut. Tiba-tiba ada nomor baru yang sms dia. Dalam hatinya ia takut itu nomor siapa. Ia bertanya-tanya. Ini nomor siapa? Lebih baik aku balas atau tidak? Akhirnya dia memutuskan untuk membalas sms itu dan bertanya itu nomor siapa.
            Ternyata itu nomor Zain, teman Bayu. Mereka pun akhirnya berkenalan. Ada kalanya terkadang Monic bertanya pada Zain. 'km tau nmr q dr sapa?' sms Monic pada Zain. 'q td pnjem hpnya Bayu. Q liat2 kontaknya. Trus q nemuin 1 nama yg kliatannya istimewa. Y q mnta aja ke Bayu.' kata Zain menjelaskan. 'oalah.. emg kontak q dinamai ap? Kok km blng istimewa?' tanya Monic. Zain menjawab 'y dinamai Monic Spenza. Tp kyknya bda bgt nama itu.' 'bda gmn sih? Prsaan nama q biasa2 aja, gak ada yg istimewa.'
            Mereka tak henti-hentinya saling membalas sms satu sama lain. Sampai tak terasa waktu berlalu begitu cepat.
*****
            Malam telah datang. Zain masih belum juga sms Monic. Monic menanti-nanti sms dari Zain. Ia teringat bahwa Zain adalah teman Bayu. Ia pun berniat untuk bertanya pada Bayu tentang temannya itu.
            'Kak... tmn kakak ada yg namanya Zain ta?'
            'Iya.. emg np?'
            'Dy td smsm q, ngjak knln.'
            'Trus?'
            'Dy tw nmr q dr kakak y?'
            'Dy yg mnta kok. Y q ksh aja. Kn enak bsa buat tmn sms-an.'
            'Iya sih.. tp kak.. btw dy tu kyk gmn sih?'
            'Dy pnter, baik, sopan.'
            Itulah beberapa sms Monic pada Bayu tentang Zain.
            Tak lama setelah itu Zain sms Monic. Ia ingin bertemu. Tapi Monic tidak bisa karena hari sudah malam. Monic tidak diperbolehkan orang tuanya keluar. Monic pun punya saran. Ia bilang kepada Zain, bagaimana kalau Zain saja yang ke rumahnya. Zain menerima dengan senang hati, tetapi Zain tidak tahu dimana rumah Monic. Akhirnya Monic menjelaskan diamana tempatnya.
            Setelah mencari-cari, akhirnya rumah Monic telah ditemukan Zain. Mereka sekarang saling bertemu. Dan mengobrol dengan akrab. Ini adalah pertemuan mereka yang pertama, tapi mereka sudah terlihat dekat sekali. Sampai tak terasa sudah jam 9 malam. Waktunya Monic untuk masuk kamarnya. Zain pun disuruh pulang oleh Monic.
*****
            Esok paginya, saat disekolah, Monic cerita ke Shita tentang kejadian kemarin. Setelah selesai cerita, Shita mengerecoki Monic.
            “Ceilee.. ada yang PDKT nih kayaknya. Bentar lagi jadian dong..” kata Shita mengerecoki Monic.
            “Ah, apaan sih.. baru juga kemarin aku kenalnya..” kata Monic malu.
            “Ya nggak papa.. ada yang bilang lebih cepat lebih baik.. iya kan?”
            “I..iya sih. Ah udahlah.. udah bel nih.. ayo masuk.”
*****
            Siang ini terasa panas sekali karena Monic harus pulang sekolah dengan berjalan kaki. Ia sepertinya capek sekali setelah sampai rumah. Ia langsung ganti baju dan makan siang. Kelihatannya dia lapar. Dia makan dengan lahapnya. Setelah selesai makan Monic melihat ponselnya. Ternyata ada pesan dari Zain. Ia langsung membalasnya.
            'Huft.. boring nih.'
            'Knp boring?'
            'Iya nih, q bsn dngrn grunya ngomel ngasih pnjlsn dr td. Km dh plg ta?'
            'Udh kok, ni q hbs mkn. Lha km kopk blm plg? Emg plh jam brp?'
            'Y bntr lgi. Kurng 15 mnt lgi.'
*****
            Semenjak perkenalan itu, Monic memang sering di sms Zain. Bahkan setiap malam minggu Zain selalu datang ke rumah Monic untuk menemuinya. Semakin lama mereka semakin dekat. Lambat laun mereka saling memiliki perasaan. Mereka tahu mungkin perasaan itu datang terlalu cepat, tapi mereka juga tidak bisa menolak perasaan tersebut. Ada pepatah mengatakan bahwa 'cinta datang karena telah terbiasa', dan itulah yang mereka rasakan saat ini.
*****
            Pelajaran pertama hari ini adalah Matematika. Hari ini Monic tidak seperti biasanya. Dia membawa ponselnya. Dia membawa ponselnya karena sejak pagi dia sudah sms-an dengan Zain. Untungnya pelajaran Mat hari ini hanya diberi soal oleh gurunya. Jadi Monic pun tidak terlalu sibuk, dan bisa mengerjakan soal sambil sms-an.
            'Km skrg ge ap?'
            'Ngrjakn soal Mat'
            'Ow.. q gnggu ta?'
            'Nggak kok. Km ndri ge ap?'
            'Sama, pljrn jga”
            'Oalah..'
            'Q blh tnya nggak sma km?'
            'Blh, tnya ap?'
            'Aku sayang sama kamu. Kita jadian yuk?'
            '...'
            Tiba-tiba Monic dikejutkan oleh sms Zain itu. Apakah Zain serius? Karena semua ini juga terlalu cepat. Walaupun Monic juga menyimpan perasaan yang sama, tapi Monic masih ragu karena Zain dulu pernah bilang kepada Monic kalau dia menyukai teman sekelasnya bernama Yeshinta. Karena Monic masih ragu, ia menanyakan maksud Zain sms seperti itu tadi.
            'Mksd km apa kak?'
            'Iya, qta jdian dek.. km mau nggak jd cwe q?'
            'Tp kak.. bknnya dlu kakak ska sma tmn kakak yg nmanya.. sapa tuh.. mm.. Yeshinta..'
            'Iya dek, tp itu msa lalu q.. skrg q pngn sma km dek..'
            'Tp bnrn kn kak? Kakak nggak bhong kn?'
            'Bnrn dek.. ngpain jga q bhongin prsaan q sndri. Q bnrn sayang dek sma km.. q nggak bhong kok...'
            'Ouw.. yawdh..'
            'Jd gmn dek.. gmn jwbn km?'
            'Mm.. q pkir2 dlu y kak? Q skrg ge pljrn.. ntr q jwb di rmh aja y?'
            'Owh iya dek.. yawdh, sry kalo q gnggu dek.. km bljr aja dlu kalo gtu. I love you.'
            Monic tidak membalas sms Zain lagi. Dia ingin memikirkannya dulu. Saat itu juga Shita melihat Monic yang seperti kebingungan.
            “Kenapa kamu? Kok keliatannya bingung gitu..”
            “Iya nih.. coba liat deh sms dari kak Zain..”
            “Emang napa?”
            “Liat aja ndiri”
            “Kamu ditembak dia?”
            “Kayaknya sih gitu..”
            “Waah.. trus jawabanmu apa?”
            “Belum ku jawab. Aku minta waktu buat mikir-mikir dulu..”
            “Ngapain dipikir? Langsung trima aja..”
            “Ya.. liat ajalah ntar..”
*****
            Saat pulang sekolah, Monic sudah menyiapkan jawaban. Ia memutuskan untuk menerima Zain. Hari itu merupakan hari paling bahagia bagi Monic. Dia menyerahkan seluruh kepercayaannya pada Zain. Hari-hari telah berlalu. Sudah hampir 1 bulan mereka menjalani hubungan tersebut. Tetapi seminggu terakhir ini Monic jarang bisa diajak bertemu karena dia sedang benyak tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Dia hanya bisa diajak sms-an saja, karena dia terlalu sibuk.
            Monic merasa bersalah karena jarang bisa bertemu Zain. Akhirnya dia sms Zain, dan bertanya dia ada dimana. Zain membalas kalau dia sedang dirumah. Saat Zain tanya kenapa, Monic tidak membalasnya, karena Monic ingin memberi kejutan pada Zain dengan cara menemuinya tanpa bilang-bilang. Walaupun hari ini cuacanya mendung, (sepertinya akan hujan) tapi Monic tetap ingin menemui Zain. Karena ia juga merindukan Zain.
            Akhirnya sampai juga Monic di rumah Zain. Monic sudah tidak sabar ingin bertemu Zain dan memberinya kejutan. Tapi saat Monic masuk ke ruang tamu, ia terkejut karena memergoki Zain tengah bermesraan berdua dengan perempuan lain. Zain kaget saat Monic datang dan mengetahui apa yang sedang dia lakukan. Betapa hancurnya hati Monic saat itu. Saat mengetahui kekasihnya justru dengan perempuan lain hanya karena jarang bisa bertemu. Monic menangis mengetahui semua ini.
            “Kak.. itu siapa kak?” kata Monic sambil menangis.
            “Eee.. ini.. mm..” jawab Zain kebingungan.
            “Kak.. jawab kak.. jawab ini siapa?” Monic ridak bisa menahan air matanya.
            “Mmm.. i..inii..”
            “Siapa kak? Selingkuhan kakak?”
            “I..iya.. tapi ini nggak seperti yang kamu kira dek..”
            “Nggak gimana? Udah jelas-jelas kakak bermesraan sama dia di depanku. Jelas-jelas aku ngeliat dengan mata kepalaku sendiri kalo kakak sam dia.”
            “Iya dek, tapi aku bisa jelasin semua ini..”
            “Udah! Nggak usah dijelasin juga aku udah tau kak!!”
            “Tapi dek...”
            “Udahlah kak, gak usah tapi-tapian.. kenapa kakak lakuin semua ini ke aku? Apa kakak udah bosen sama aku? Ha??”
            “Mmm..”
            “Jawab kak.. jawab!”
            “Oke, aku ngaku. Aku emang bosen dek sama kamu, soalnya kamu sulit buat diajak ketemu. Aku bosen dek kalo cuma sms-an aja. Makanya aku cari penggantimu supaya aku nggak kepikiran kamu terus dek. Aku..”
            “Udah kak, cukup! Kakak ngomong kayak gitu tadi udah cukup jadi alasan bagiku. Sekarang aku tanya.. Kakak pilih aku atau dia?”
            “Aku tetp pilih kamu dek.. walaupun aku sempet bosen sama kamu, tapi saat aku dengan cewek lain, itu nggak seperti kayak sama kamu dek..”
            “Omong kosong semua itu kak.. udahlah kalo emang kayak gini, mending kita putus aja kak.. aku nggak sanggup kalo harus ngeliat semua ini..”
            “Dek percaya sama aku. Walaupun aku pernah selingkuh, tapi aku sadar kalo aku nggak akan bisa ngelupain kamu.. karena aku masih sayang sama kamu dek..”
            “Udahlah kak.. kita sampe sini aja.. kita PUTUS!!!”
            Monic meninggalkan Zain dengan meneteskan air mata. Ia langsung berniat pulang walaupun saat ini hujan, ia nekat tetap pulang. Tapi Zain mencoba membuat Monic untuk kembali. Tapi semua itu sudah terlambat.
            “Monic.. tunggu Monic, jangan pergi..”
            “Aku harus pergi kak.. aku kecewa sama kakak..”
            “Tapi Monic, aku masih sayang sama kamu..”
            “Terlambat kak.. hubungan kita sudah berakhir.”
            “Moniic.. jangan tinggalin aku Monic.. Moniiic...”
            Berulang kali Zain memanggil nama Monic. Namun Monic tidak menghiraukan. Ia terlanjur sakit hati. Ia tetap meninggalkan Zain walaupun harus menerobos hujan. Dengan perasaan kecewa ia pulang sendiri. Dan ia menangis di tengah hujan yang deras saat itu. Ia membiarkan hujan membasah seluruh tubuhnya. Sehingga orang-orangpun tidak tahu kalau dia sedang menangis. Ia membiarkan semua rasa marah, sedih, dan kecewanya mengalir bersama hujan.

By : lusiana
3 Responses
  1. Unknown Says:

    semangat lusiana!!!!tambah caem deh


  2. hazna at Says:

    teruskan bakatmu mengarang cerpen. GANBATTE


  3. Unknown Says:

    wah main selingkuh -_-


Posting Komentar